Beberapa pekan terakhir ini di kota Surabaya benar-benar panas dan gerah. Betapa peningnya kepala ini ketika merasakan sumuknya kota yang tak kunjung henti.
Peningnya kepala bakal semakin pening ketika duduk di ruang tunggu dokter anak saat tengah malam, berjubelan dengan anak-anak beringus lain dengan mama/papa/suster yang sudah bermata panda menghapus ingus itu dari hidung-hidung mungil mereka.
Musim kemarau yang panjang ini memang serasa tidak lengkap bila tidak dibarengi dengan musim batuk pilek pada bayi dan anak.
Musim batuk pilek ini pun tak luput datang di keluarga kami. Satu-satu dari oma, ponakan, bahkan suami tumbang, dan Mika pun mendapat batuk pilek pertamanya di musim kali ini saat dia berusia 14 bulan.
Membayangkan ruang tunggu dokter membuatku bertekad untuk membantu penyembuhan Mika tanpa resep.
Setelah bergoogle ria dan mengingat jaman dulu ketika sang bunda memberikan kerokan cinta berminyak saat aku sakit dulu, inilah yang aku lakukan saat Mika sakit batuk pilek:
1. Bawang Merah. Yup, you heard it right. Bumbu dapur satu ini dipercaya sejak dulu sebagai obat tradisional yang efektif membantu masuk angin, anti kembung dll. Secara ilmiah memang terbukti bawang merah mengandung antibiotik, antivirus serta antikuman. Si kecil merah nan bikin pedih mata ini juga mampu menyerap apapun yang tidak baik di udara ketika dibuka kulitnya.
So, untuk Mika aku keprek beberapa siung bawang merah, kutaruh dalam piring lalu aku tuang minyak kayu putih kedalamnya. Piring berbau tajam itu lalu kutaruh disamping si sakit pada malam hari.
Seisi kamar sekejap berbau bawang dan kayu putih yang ternyata menenangkan. Malam itu Mika bisa tidur lelap tanpa terbangun walau sebelumnya rewel karena hidungnya tersumbat dan batuk-batuk. Setelah lewat 12 jam bau segar bawang entah kenapa berganti menjadi seperti bau ketek (inilah kenapa metode ini kusebut 'metode bau ketek'). Bagiku itu pertanda untuk membuang bawang yang telah penuh racun itu dan menggantinya dengan yang baru.
2. Sinar matahari pagi antara jam 7-8. Sinar anugerah Tuhan ini efektif sekali untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Selain dapat mengaktifkan kulit untuk memproduksi vitamin D yang kita butuhkan, sinar hangat yang menyehatkan ini juga dapat meningkatkan mood dan menambah semangat.
Akhirnya saat itu kami bertekad untuk bangun (lebih) pagi dan membawa Mika ke luar rumah untuk berjalan-jalan sambil mandi sinar matahari pagi selama 15 minit sebelum sarapan. Kebiasaan ini akhirnya kami terus lakukan hingga sekarang karena manfaatnya memang sangatlah besar.
3. Perbanyak asupan cairan. Sup ayam hangat, jus buah, dan tentu saja air putih. Bila masih menyusui, lebih seringlah memberi ASI, karena ASI adalah cairan penambah daya tahan terbaik bagi bayi. Dengan menyusui, bayi juga lebih tenang dan nyaman sehingga bisa istirahat.
4. Perbanyak istirahat. Bila bayi rewel, gendong dengan gendongan atau baby carrier. Istirahat merupakan mekanisme tubuh untuk memperbaiki sel-sel yang rusak, memproduksi sel-sel baru, dan mengisi ulang energi yang telah terpakai khususnya saat sakit.
5. Mandi air hangat. Terdapat kebiasaan di budaya kita anak tidak dimandikan bila pilek. Namun sebenarnya mandi air hangat sangat baik khususnya saat pilek. Dengan mandi, tubuh anak akan hangat, bersih dan segar. Uap dari air hangat di kamar mandi juga efektif untuk melegakan pernafasan, membantu mengencerkan dahak dan lendir yang menganggu hidung dan tenggorokannya. Kebanyakan bayi juga akan lebih mudah untuk tidur seusai mandi, seperti halnya Mika yang menyukai acara mandi air hangat sebelum tidur.
6. Tertawalah. Ada pepatah kuno di jaman nabi bahwa hati yang gembira adalah obat, namun semangat yang padam mengeringkan tulang. Secara ilmiah memang terbukti dengan tertawa, tubuh mengeluarkan hormon endorfin yang dapat membuat kita merasa nyaman, bahagia dan berenergi. Sebisa mungkin ajak anak anda tertawa bersama anda walaupun sedang sakit. Terapi ini gratis hanya butuh lelucon dan mungkin sedikit kitik-kitik di pinggang.
6 hal di atas kulakukan secara intensif sambil observasi apakah Mika semakin pulih dari batuk pileknya. Bagiku 5 hari adalah batas waktu, bila tidak semakin baik maka kami harus membawanya ke dokter untuk diperiksa apakah memang antibiotik diperlukan. Puji Tuhan malam kedua Mika sudah berkurang batuknya, hidung juga sudah tidak mampet lagi. Hari ketiga sembuh total.
Apakah Metode Bau Ketek ini efektif untuk anak anda? Please share your thoughts or experiences with us!
Peningnya kepala bakal semakin pening ketika duduk di ruang tunggu dokter anak saat tengah malam, berjubelan dengan anak-anak beringus lain dengan mama/papa/suster yang sudah bermata panda menghapus ingus itu dari hidung-hidung mungil mereka.
Musim kemarau yang panjang ini memang serasa tidak lengkap bila tidak dibarengi dengan musim batuk pilek pada bayi dan anak.
Musim batuk pilek ini pun tak luput datang di keluarga kami. Satu-satu dari oma, ponakan, bahkan suami tumbang, dan Mika pun mendapat batuk pilek pertamanya di musim kali ini saat dia berusia 14 bulan.
Membayangkan ruang tunggu dokter membuatku bertekad untuk membantu penyembuhan Mika tanpa resep.
Setelah bergoogle ria dan mengingat jaman dulu ketika sang bunda memberikan kerokan cinta berminyak saat aku sakit dulu, inilah yang aku lakukan saat Mika sakit batuk pilek:
1. Bawang Merah. Yup, you heard it right. Bumbu dapur satu ini dipercaya sejak dulu sebagai obat tradisional yang efektif membantu masuk angin, anti kembung dll. Secara ilmiah memang terbukti bawang merah mengandung antibiotik, antivirus serta antikuman. Si kecil merah nan bikin pedih mata ini juga mampu menyerap apapun yang tidak baik di udara ketika dibuka kulitnya.
So, untuk Mika aku keprek beberapa siung bawang merah, kutaruh dalam piring lalu aku tuang minyak kayu putih kedalamnya. Piring berbau tajam itu lalu kutaruh disamping si sakit pada malam hari.
Seisi kamar sekejap berbau bawang dan kayu putih yang ternyata menenangkan. Malam itu Mika bisa tidur lelap tanpa terbangun walau sebelumnya rewel karena hidungnya tersumbat dan batuk-batuk. Setelah lewat 12 jam bau segar bawang entah kenapa berganti menjadi seperti bau ketek (inilah kenapa metode ini kusebut 'metode bau ketek'). Bagiku itu pertanda untuk membuang bawang yang telah penuh racun itu dan menggantinya dengan yang baru.
2. Sinar matahari pagi antara jam 7-8. Sinar anugerah Tuhan ini efektif sekali untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Selain dapat mengaktifkan kulit untuk memproduksi vitamin D yang kita butuhkan, sinar hangat yang menyehatkan ini juga dapat meningkatkan mood dan menambah semangat.
Akhirnya saat itu kami bertekad untuk bangun (lebih) pagi dan membawa Mika ke luar rumah untuk berjalan-jalan sambil mandi sinar matahari pagi selama 15 minit sebelum sarapan. Kebiasaan ini akhirnya kami terus lakukan hingga sekarang karena manfaatnya memang sangatlah besar.
3. Perbanyak asupan cairan. Sup ayam hangat, jus buah, dan tentu saja air putih. Bila masih menyusui, lebih seringlah memberi ASI, karena ASI adalah cairan penambah daya tahan terbaik bagi bayi. Dengan menyusui, bayi juga lebih tenang dan nyaman sehingga bisa istirahat.
4. Perbanyak istirahat. Bila bayi rewel, gendong dengan gendongan atau baby carrier. Istirahat merupakan mekanisme tubuh untuk memperbaiki sel-sel yang rusak, memproduksi sel-sel baru, dan mengisi ulang energi yang telah terpakai khususnya saat sakit.
5. Mandi air hangat. Terdapat kebiasaan di budaya kita anak tidak dimandikan bila pilek. Namun sebenarnya mandi air hangat sangat baik khususnya saat pilek. Dengan mandi, tubuh anak akan hangat, bersih dan segar. Uap dari air hangat di kamar mandi juga efektif untuk melegakan pernafasan, membantu mengencerkan dahak dan lendir yang menganggu hidung dan tenggorokannya. Kebanyakan bayi juga akan lebih mudah untuk tidur seusai mandi, seperti halnya Mika yang menyukai acara mandi air hangat sebelum tidur.
6. Tertawalah. Ada pepatah kuno di jaman nabi bahwa hati yang gembira adalah obat, namun semangat yang padam mengeringkan tulang. Secara ilmiah memang terbukti dengan tertawa, tubuh mengeluarkan hormon endorfin yang dapat membuat kita merasa nyaman, bahagia dan berenergi. Sebisa mungkin ajak anak anda tertawa bersama anda walaupun sedang sakit. Terapi ini gratis hanya butuh lelucon dan mungkin sedikit kitik-kitik di pinggang.
6 hal di atas kulakukan secara intensif sambil observasi apakah Mika semakin pulih dari batuk pileknya. Bagiku 5 hari adalah batas waktu, bila tidak semakin baik maka kami harus membawanya ke dokter untuk diperiksa apakah memang antibiotik diperlukan. Puji Tuhan malam kedua Mika sudah berkurang batuknya, hidung juga sudah tidak mampet lagi. Hari ketiga sembuh total.
Apakah Metode Bau Ketek ini efektif untuk anak anda? Please share your thoughts or experiences with us!